Selasa, 23 Februari 2016
Union busting, bahaya laten yang selalu mengintai organisasi serikat pekerja
Menyambung tulisan sebelumnya tentang union busting di era industri modern, akhir - akhir ini propaganda terhadap anti serikat pekerja sedang gencar dilakukan. Para pelaku sangat pintar menggunakan dan memanfaatkan dunia maya dan juga media sosial sebagai alat propagandanya. Tidak tanggung - tanggung, isu yang mereka serang adalah dapur organisasi yaitu iuran anggota. Mereka menuduh iuran anggota yang dikumpulkan tiap bulannya adalah untuk memperkaya para Pemimpin serikat pekerja.
Pertanyaannya adalah, siapa Pelaku propaganda ini..?
Mereka adalah orang - orang yang tidak ingin melihat serikat pekerja solid dan exist di negeri ini.
Munculnya berita - berita mengenai iuran anggota untuk memperkaya pimpinan serikat pekerja sudah dapat disimpulkan bahwa tujuannya adalah untuk melemahkan gerakan serikat pekerja. Berbagai serangan dan upaya untuk melemahkan dan memecah belah gerakan pekerja memang terlihat semakin masif. Upaya untuk memberangus organisasi serikat pekerja tidak hanya sebatas pada serikat pekerja dan anggotanya dalam suatu perusahaan, tapi sudah mengarah pada upaya menghilangkan organisasi serikat pekerja/ buruh yang ada di Indonesia, yaitu dengan menciptakan berita yang tendensius dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga terjadi konflik internal antara serikat pekerja dan anggotanya, dan pada akhirnya perlahan namun pasti organisasi serikat pekerja akan hilang dengan sendirinya. Itulah yang mereka inginkan..
Lantas bagaimana sikap serikat pekerja dan anggotanya untuk menyikapi hal ini..?
Pertama, kita harus merapatkan barisan. Karena pada kenyataannya, upaya - upaya terhadap union busting masih terus berlanjut. Dengan semakin canggihnya teknologi dan media informasi, para pelaku akan sangat mudah untuk membuat berita yang tidak bertanggung jawab yang bertujuan untuk menciptakan konflik internal antara Pengurus serikat pekerja dan anggotanya. Ini menjadi bahaya laten yang terus mengintai organisasi.
Kedua, lakukan komunikasi secara berkala dan efektif antara Pengurus serikat pekerja dengan Komisariat hingga ke Anggota. Informasikan program kerja dan aktifitas yang dilakukan oleh organisasi. Serta sampaikan progress pencapaian dari masing - masing aktifitas.
Ketiga, sebagai bahan bakar untuk menjalankan program kerja dan aktifitas, organisasi pasti membutuhkan dana untuk hal - hal tersebut. Iuran anggota adalah salah satu bentuk kontribusi dari Anggota terhadap komitmennya untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi. Pembuatan laporan keuangan harus dilakukan untuk mengetahui cash flow organisasi. Informasikan laporan keuangan melalui forum komunikasi yang dibentuk oleh serikat pekerja. Misalnya melalui meeting Komisariat yang dilaksanakan minimal 1x/ bulan. Setelah itu informasikan hasil meeting tersebut ke Anggota melalui aktifitas seksi seperti briefing, meeting dan sebagainya.
Semoga organisasi serikat pekerja tetap solid dan exist dari masa ke masa. Aamiin..
SPSI together to be the WINNER!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar